Hikmah UTS " Ujian Tawakal & Sabar "
Innalillahi wainna ilaihi rojiun…., ya..kalimat inilah yang selayak kita ucapkan tatkala kita melihat berita di telivisi, mendengar berita di radio, dan membaca ulasan berita di media cetak baik koran ataupun tabloid akan semua situasi yang sedang melanda negeri kita ini. Hati pun tersentak tak bergeming. Kala bumi digetarkan, air ditumpahkan dari langit dan lautan, dataran diratakan. Ada apa dengan bumi ini!?? mungkin ini salah satu pertanyaan yang hinggap dalam benak masyarakat pada umumnya. Tak pandang bulu entah itu tua renta, muda belia, laki-laki, wanita, yang sakit, yang sehat, sipil, polisi sampai tentara, dari penjahat sampai pejabat, orang yang shaleh sampai yang salah, semuanya ikut merasakan dahsyatnya bencana yang terjadi di negeri ini.
Bila kita ingat kembali .... peristiwa tsunami melanda bumi Nangro Aceh Darussalam telah beberapa tahun berlalu, namun bekas-bekas kedahsyatan dan kepedihan itu terasa masih menyisakan sebuah cerita dan ibroh (pelajaran) bagi kita semua. Kemudian disusul pula dengan musibah-musibah yang datang silih berganti yang seakan tak kunjung reda. Mulai dari gempa bumi, kecelakaan darat yang semakin meningkat, karamnya KM Senopati, hilangnya pesawat Adam Air, wabah (flu burung) yang belum teratasi, tanah longsor, sampai yang sedang menjadi sorotan adalah musibah banjir yang melanda sebagian daerah di pelosok JABODETABEK beberapa hari yang lalu. Menyikapi ini semua, apakah kita hendak menyiram bibit kebencian kepada sang Pencipta dan bahwa seluruh kejadian tersebut karena ketidakadilan Allah Semata ??? -naudzu billah!!-, ataukah kita berusaha mencari kambing hitam sebagai pelampiasan nafsu amarah belaka karena kehilangan harta benda ?? atau mungkin memukul dan merobek baju dengan wajah merah padam tanda kurang sabar akan cobaan ini?? ya memang semuanya kembali pada personal masing - masing dalam menyikapi datangnya musibah ini.
Sahabatku …
Sering kali kita dengar statement-statement para pakar dan ahli didalam wawancara atau jajak pendapat di media televisi, bahwa banjir dahsyat yang terjadi saat ini adalah sebuah siklus 5 tahunan yang sudah pasti terjadi dalam kurun waktu perlima tahunan, yang sudah biasa ataupun lazim terjadi.Tapi sahabatku…tak dapat kita pungkiri bahwa musibah yang datang silih berganti terjadi di muka bumi ini, tak lepas daripada kendak Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah digariskannya kepada makhluknya. Sebelum terlalu jauh kita membuat persepsi akan bencana yang timbul selama ini mari sama-sama kita lihat perkataan Allahu Ta’ala dalam surat Al-Hadid ayat 22-23 :
Yang artinya : “ - tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. - (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira [yang melampaui batas] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
Sehingga amat jelas bagi kita bahwasannya segala musibah yang terjadi di muka bumi ini adalah kehendak Allah Ta’ala akan makhluknya, sahabatku… bukan tanpa maksud Allah menurunkan bencana di muka bumi ini, tapi didalam bencana itu ada suatu ujian dan cobaan yang Allah sertakan didalamnya, yang apabila kita mampu menjalaninya maka hasil yang amat manislah khan kita peroleh dan Allah dan Rasul bersamanya, namun apabila kita tidak mampu melewatinya maka 2 kerugianlah yang kita dapatkan yaitu di dunia yang fana dan lebih menyedihkan lagi adalah kerugian akhirat kelak.. naudzubillah…
Alloh berfirman, yang artinya, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah…...sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS: Al Baqoroh: 214)
Dalam musibah yang silih berganti ini, Allah menitipkan pesan teguran kepada kita semua untuk kembali berbenah diri dan mengubah haluan kembali kepada-Nya.Ini karena seperti kebanyakan kita lihat kondisi yang terjadi di masyarakat saat ini dimana telah tumbuh thagut-thagut ( sembahan ) dunia yang menjelma kedalam sendi-sendi kehidupan manusia.Banyak sekali kita saksikan bahwa tren-tren mode telah menjadi kiblat baru bagi kebanyakan manusia mulai dari dewasa sampai balita. yang disadari atau tidak hal tersebutlah yang mengikis sedikit demi sedikit kadar keimanan bahkan menjerumuskan kepada kehancuran akhlak manusia. Sahabatku… apa yang kita rasakan dalam hati, ketika mendengar seorang murid TK yang lebih hafal lagu peterpan dibandingkan do’a untuk kedua orang tua..?? atau seorang siswa kelas 2 SD yang lebih mengenal dan hafal personil grup band, tapi bisu bila ditanya mengenai rukun islam…??
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” (QS. Al-A’raaf: 168)
Tiada kemurkaan Allah atas hambanya, melainkan hambanya tersebut yang menyebabkannya. Begitu pula halnya musibah yang terjadi saat ini, harus kita sadari bahwa ulah manusialah yang yang menjadi penyebabnya baik itu berupa kelalaian dalam tugas sebagai khalifah di bumi ini dan juga sebagai hamba pada Rabnya.Banyak sekali peristiwa-peristiwa terdahulu yang Allah cantumkan dalam Al-Qur’an semata-semata menjadi reminder dan ibroh bagi hamba-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).” (QS: Al ahqof: 27)
Sahabatku ….
Berbagai musibah yang kita hadapi ini adalah sebuah ujian dan sebuah tanda cinta Allah yang begitu sayang akan makhluknya. Seperti Halnya orang tua kepada anaknya yang khan selalu menegur apabila sang anak melakukan kesalahan.Allah menguji manusia untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang bersabar hati akan ujiannya atau berkobar amarah akan ujian yang diberikan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut: 2)
Cobaan dan ujian memang selalu bertolak belaka dengan angan-angan dan terkadang dianggap sebagai rintangan dari kesenangan hidup. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak tergantung Allah memberikan kadarnya. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Seperti halnya seseorang yang ingin bisa mengendarai sepeda, dia akan terus berlatih dan tak jarang dalam latihannya dia akan terjatuh dari sepedanya, dengan luka-luka yang menghias tubuhnya bahkan bisa mencelakakannya. tapi dengan bekal kesabaran dalam menempa kemampuan dan belajar dari kesalahan akhirnya dia memperoleh hasil manis yaitu mahir mengendarai sepeda tersebut. Coba apa yang akan terjadi apabila seseorang tadi tidak sabar dan tanpa mau belajar dari kesalahan bagaimanakah hasil yang dia dapat??
Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, satu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudaratan. Janganlah merasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Sesungguhnya dalam musibah Alloh ‘Azza wa Jalla dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya, menutup sebagian rezeki, pasti Alloh akan membukakan pintu rezeki yang lain yang lebih bermanfaat. Coba saja kita lihat dalam musibah banjir beberapa hari yang lalu, tidak sedikit sebagian orang malahan mendapatkan rezeki/upah dengan jalan menawarkan jasa gerobak untuk penyeberang, atau seorang dokter yang kedatangan banyak pasien yang sakit, ataupun dalam skala lebih besar lagi yaitu pabrik-pabrik mie instant yang produknya laku keras di pasaran karena dijadikan bahan untuk bantuan di posko-posko..
Oleh karena itu… sifat kesabaranlah yang terpenting saat ini dan harus kita tanamkan kedalam sanubari, dalam menghadapi ujian bencana yang terjadi saat ini, Tidak usah risau dengan hilangnya sebagian dunia. Karena dunia adalah satu fase singkat yang harus kita jalani sebelum menempuh fase berikutnya yang lebih lama durasinya yaitu akhirat, membicarakan dunia justeru menimbulkan kesedihan karena banyaknya ranjau maksiat yang kian menghadang, dan menjerumuskan apabila tiada kita bentengi diri ini dengan ibadah dan tawakal,. Dalam mencari dunia, manusia akan tersiksa apabila hanya kesenangan dunia saja yang menjadi target semata. Orang yang senang mendapatkan dunia pada hakikatnya adalah orang yang sedih bila karenanya keimanan tidak bertambah. Berbagai kepedihan bermunculan dari kenikmatan dunia.berbagai kesedihan justru lahir dari kesenangan dunia.
"....Dan tiadalah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang dapat memperdayakan " (Q.S. Ali Imran : 185).
kita disuruh waspada dan hati-hati terhadap kesenangan yang bersifat sementara, baik kesenangan yang berasal dari harta benda, pangkat, kedudukan, anak, istri, keturunan, dan lainnya. Kesemuanya itu adalah kehidupan dunia yang kalau tidak pandai memanfaatkannya sesuai dengan peraturan Allah SWT, maka kita akan tertipu, sehingga menjadi orang yang kufur dan sengsara didunia maupun diakhirat. Dan sebaliknya, jika kita pandai memanfaatkannya sesuai dengan aturan Allah SWT, Maka kesenangan itu akan bersifat abadi, kalau ada istilah kita dengar, “apalah artinya hidup didunia ini yang cuma sebentar, kalau mati,toh harta dan pangkat itu cuma, tak akan di bawa mati”.
Berhati-hatilah kita dengan penyakit yang bernama “Hubbub dunya ( cinta dunia )" yang sungguh keras Allah menegurnya dalam Al-Qur’an :
“15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". ( Q.S. Huud :15 – 16 ).
Sesungguh manusia hidup didunia ini hanya sementara, dan dunia adalah fasilitas dan sarana untuk hidup yang lebih lama dan kekal di akhirat nanti, kita hidup didunia hanya untuk mencari bekal untuk dibawa dikehidupan nanti..ibarat kita akan pergi bertamasya/ tur kesuatu tempat tentunya sebelum hari H nya kita sudah sibuk menyiapkan bekal apa yang harus kita bawa? tentunya akan sangat sibuk pikiran dan diri kita untuk menyiapkan kepergian kita tuk tamasya nanti bukan..?? kita takut klo nanti bekal yang kita bawa pergi tidak cukup, terkadang kita was-was apabila belum punya bekal saku tuk dibawa nanti..bahkan sampai-sampai kita harus rela menyibukan diri dalam bekerja supaya bisa bawa uang saku saat pergi tamasya/tur nanti.Tapi apakah terpikir oleh kita bekal apa yang sudah kita siapkan untuk kepergian kita yang tak kan kembali lagi kerumah kita, kepergiannya yang tanpa didampingi atau ditemani oleh sanak family hanya amal yang mendampingi di alam kubur nanti….???
untuk pergi tamasya dimasa hidup kita yang sesaat.. kita sudah sibuk sekali..tapi apa yang sudah kita siapkan untuk menyambut tamu kita yang sudah pasti yaitu "maut"/ kematian??? mari sama kita renungkan kembali...
Sahabatku…
Saat ini sesungguhnya di dunia ini kita sedang mengalami UTS “ Ujian Tawakal & Sabar “, ya memang didunia yang fana ini Allah benar-benar ingin menguji tingkat keimanan dalam manusia menghadapi segala macam cobaan baik yang ringan ataupun berat sekalipun. Hal inilah yang akan membedakan seorang mukmin dengan kafir. Seorang mukmin dengan ketawakalan dalam memperbaiki diri dan kesabarannya dalam menghadapi cobaan akan mampu melalui bencana tersebut dengan cepat dan lulus melalui ujian ini. Namun sebaliknya bagi yang tidak lulus ujian ini hari-harinya akan diliputi kesedihan yang berujung pada kenistaan baik di dunia bahkan juga di akhirat…
Dua buah ayat cinta yang Allah berikan untuk orang yang sabar. yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96). Dalam (QS. Al-Qashash: 54) : “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang kami rizkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”
Dan ingatlah Sahabatku ….Seiring bergulirnya waktu dan berkurangnya jatah usia kita, tak terasa setelah menghadapi rangkaian UTS, maka semakin dekat diri kita menghadapi “ UAS namun UAS yang dimaksud disini adalah " Ujian Aman / Siksa " yang diadakan dan dinilai oleh Allah SWT dengan manusia sebagai pesertanya, dan para malaikat sebagai pengawas dan pengujinya. Ujian ini diadakan atau dilaksanakan ketika manusia telah menemui ajalnya alias meninggal. Serta waktu awal pelaksanaanya adalah ketika kita telah dikuburkan,dengan malaikat Munkar dan Nakir sebagai pengujinya.Dan inilah ujian berat yang akan di Alami oleh manusia kelak.
Seperti halnya UAS disekolah, ketika pelaksanaan ujian tiba kedua malaikat mulai mendatangi kita untuk menguji kendali mutu amal-amal kita selama didunia.Kedua malaikat datang dengan kondisi dan rupa yang berbeda, mereka akan berwajah cerah dan bersahabat untuk manusia yang beramal sholeh, dan berwajah menyeramkan serta geram untuk yang beramal salah/buruk .Mereka akan langsung memberikan pertanyaan esay kepada kita untuk dijawab oleh kita dengan lugas dan tepat. Sang penguji akan memberikan respon langsung atas jawaban yang kita berikan padanya.berbeda dengan saat disekolah dulu bapak pengawas tidak bertanya langsung tetapi memberikan secarik kertas soal pada kita entah itu esay ataupun multiple choices,dan hasilnya akan dikumpul tanpa kita mengetahui berapa nilai yang kita dapatkan.
Tapi Ingatlah saat UAS di alam kubur nanti, kita tidak bisa mencontek siapapun karena hanya kita dan amal yang ada. Berhasil atau tidaknya kita menjawab tergantung maksimal atau tidaknya amal ma'ruf serta “ UTS ” ( Ujian Tawakal & Sabar ) kita saat di dunia ini. Lisan ini akan lancar menjawab apabila amal baik dan ibadah kita yang dominan berperan, tapi Lisan ini kan terkunci apabila amal munkar kita yang dominan. Dan ketahuilah oleh kita bahwa sang Pengawas ( Malaikat Mungkar dan Nakir ) tidak akan pernah lengah atau tertidur dalam mengawas dan menguji kita nanti.
Hasilnya amatlah menentukan apakah dia akan Aman atau malah siksa yang di dapatkan. Bagi yang lulus ujian ini maka dia akan aman dan dengan keridhoan Allah, dia akan mendapatkan hasil yang amat di idam - idamkan seluruh manusia yaitu “ Surga “. Sedangkan Bagi yang tidak lulus dalam ujian ini maka dia akan celaka dan tersiksa, itu karena siksa kubur telah menantinya. Sudah siapkah kita ??
Sebagai penutup….
Marilah sama-sama kita luruskan persepsi, bahwa setiap musibah dan bencana yang terjadi di negeri kita ini adalah sebuah ujian keimanan serta teguran dari Allah untuk setiap makhluknya. Oleh karena itu mari kita tanamkan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian yang datang. Senantiasa Istighfar dalam bertobat pada-NYA, Ikhtiar dalam perbaikan kesalahan diri, dan Istiqomah dalam Jalan menuju Ridho-NYA... amin.. .- Wallahu alam -
Cikarang 21:50 WIB
- Adin -
Bila kita ingat kembali .... peristiwa tsunami melanda bumi Nangro Aceh Darussalam telah beberapa tahun berlalu, namun bekas-bekas kedahsyatan dan kepedihan itu terasa masih menyisakan sebuah cerita dan ibroh (pelajaran) bagi kita semua. Kemudian disusul pula dengan musibah-musibah yang datang silih berganti yang seakan tak kunjung reda. Mulai dari gempa bumi, kecelakaan darat yang semakin meningkat, karamnya KM Senopati, hilangnya pesawat Adam Air, wabah (flu burung) yang belum teratasi, tanah longsor, sampai yang sedang menjadi sorotan adalah musibah banjir yang melanda sebagian daerah di pelosok JABODETABEK beberapa hari yang lalu. Menyikapi ini semua, apakah kita hendak menyiram bibit kebencian kepada sang Pencipta dan bahwa seluruh kejadian tersebut karena ketidakadilan Allah Semata ??? -naudzu billah!!-, ataukah kita berusaha mencari kambing hitam sebagai pelampiasan nafsu amarah belaka karena kehilangan harta benda ?? atau mungkin memukul dan merobek baju dengan wajah merah padam tanda kurang sabar akan cobaan ini?? ya memang semuanya kembali pada personal masing - masing dalam menyikapi datangnya musibah ini.
Sahabatku …
Sering kali kita dengar statement-statement para pakar dan ahli didalam wawancara atau jajak pendapat di media televisi, bahwa banjir dahsyat yang terjadi saat ini adalah sebuah siklus 5 tahunan yang sudah pasti terjadi dalam kurun waktu perlima tahunan, yang sudah biasa ataupun lazim terjadi.Tapi sahabatku…tak dapat kita pungkiri bahwa musibah yang datang silih berganti terjadi di muka bumi ini, tak lepas daripada kendak Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah digariskannya kepada makhluknya. Sebelum terlalu jauh kita membuat persepsi akan bencana yang timbul selama ini mari sama-sama kita lihat perkataan Allahu Ta’ala dalam surat Al-Hadid ayat 22-23 :
Yang artinya : “ - tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. - (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira [yang melampaui batas] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
Sehingga amat jelas bagi kita bahwasannya segala musibah yang terjadi di muka bumi ini adalah kehendak Allah Ta’ala akan makhluknya, sahabatku… bukan tanpa maksud Allah menurunkan bencana di muka bumi ini, tapi didalam bencana itu ada suatu ujian dan cobaan yang Allah sertakan didalamnya, yang apabila kita mampu menjalaninya maka hasil yang amat manislah khan kita peroleh dan Allah dan Rasul bersamanya, namun apabila kita tidak mampu melewatinya maka 2 kerugianlah yang kita dapatkan yaitu di dunia yang fana dan lebih menyedihkan lagi adalah kerugian akhirat kelak.. naudzubillah…
Alloh berfirman, yang artinya, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah…...sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS: Al Baqoroh: 214)
Dalam musibah yang silih berganti ini, Allah menitipkan pesan teguran kepada kita semua untuk kembali berbenah diri dan mengubah haluan kembali kepada-Nya.Ini karena seperti kebanyakan kita lihat kondisi yang terjadi di masyarakat saat ini dimana telah tumbuh thagut-thagut ( sembahan ) dunia yang menjelma kedalam sendi-sendi kehidupan manusia.Banyak sekali kita saksikan bahwa tren-tren mode telah menjadi kiblat baru bagi kebanyakan manusia mulai dari dewasa sampai balita. yang disadari atau tidak hal tersebutlah yang mengikis sedikit demi sedikit kadar keimanan bahkan menjerumuskan kepada kehancuran akhlak manusia. Sahabatku… apa yang kita rasakan dalam hati, ketika mendengar seorang murid TK yang lebih hafal lagu peterpan dibandingkan do’a untuk kedua orang tua..?? atau seorang siswa kelas 2 SD yang lebih mengenal dan hafal personil grup band, tapi bisu bila ditanya mengenai rukun islam…??
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” (QS. Al-A’raaf: 168)
Tiada kemurkaan Allah atas hambanya, melainkan hambanya tersebut yang menyebabkannya. Begitu pula halnya musibah yang terjadi saat ini, harus kita sadari bahwa ulah manusialah yang yang menjadi penyebabnya baik itu berupa kelalaian dalam tugas sebagai khalifah di bumi ini dan juga sebagai hamba pada Rabnya.Banyak sekali peristiwa-peristiwa terdahulu yang Allah cantumkan dalam Al-Qur’an semata-semata menjadi reminder dan ibroh bagi hamba-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).” (QS: Al ahqof: 27)
Sahabatku ….
Berbagai musibah yang kita hadapi ini adalah sebuah ujian dan sebuah tanda cinta Allah yang begitu sayang akan makhluknya. Seperti Halnya orang tua kepada anaknya yang khan selalu menegur apabila sang anak melakukan kesalahan.Allah menguji manusia untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang bersabar hati akan ujiannya atau berkobar amarah akan ujian yang diberikan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut: 2)
Cobaan dan ujian memang selalu bertolak belaka dengan angan-angan dan terkadang dianggap sebagai rintangan dari kesenangan hidup. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak tergantung Allah memberikan kadarnya. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Seperti halnya seseorang yang ingin bisa mengendarai sepeda, dia akan terus berlatih dan tak jarang dalam latihannya dia akan terjatuh dari sepedanya, dengan luka-luka yang menghias tubuhnya bahkan bisa mencelakakannya. tapi dengan bekal kesabaran dalam menempa kemampuan dan belajar dari kesalahan akhirnya dia memperoleh hasil manis yaitu mahir mengendarai sepeda tersebut. Coba apa yang akan terjadi apabila seseorang tadi tidak sabar dan tanpa mau belajar dari kesalahan bagaimanakah hasil yang dia dapat??
Satu hal yang dibenci kadang mendatangkan kesenangan, satu hal yang disukai kadang mendatangkan kesusahan. Janganlah merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudaratan. Janganlah merasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan. Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Sesungguhnya dalam musibah Alloh ‘Azza wa Jalla dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya, menutup sebagian rezeki, pasti Alloh akan membukakan pintu rezeki yang lain yang lebih bermanfaat. Coba saja kita lihat dalam musibah banjir beberapa hari yang lalu, tidak sedikit sebagian orang malahan mendapatkan rezeki/upah dengan jalan menawarkan jasa gerobak untuk penyeberang, atau seorang dokter yang kedatangan banyak pasien yang sakit, ataupun dalam skala lebih besar lagi yaitu pabrik-pabrik mie instant yang produknya laku keras di pasaran karena dijadikan bahan untuk bantuan di posko-posko..
Oleh karena itu… sifat kesabaranlah yang terpenting saat ini dan harus kita tanamkan kedalam sanubari, dalam menghadapi ujian bencana yang terjadi saat ini, Tidak usah risau dengan hilangnya sebagian dunia. Karena dunia adalah satu fase singkat yang harus kita jalani sebelum menempuh fase berikutnya yang lebih lama durasinya yaitu akhirat, membicarakan dunia justeru menimbulkan kesedihan karena banyaknya ranjau maksiat yang kian menghadang, dan menjerumuskan apabila tiada kita bentengi diri ini dengan ibadah dan tawakal,. Dalam mencari dunia, manusia akan tersiksa apabila hanya kesenangan dunia saja yang menjadi target semata. Orang yang senang mendapatkan dunia pada hakikatnya adalah orang yang sedih bila karenanya keimanan tidak bertambah. Berbagai kepedihan bermunculan dari kenikmatan dunia.berbagai kesedihan justru lahir dari kesenangan dunia.
"....Dan tiadalah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang dapat memperdayakan " (Q.S. Ali Imran : 185).
kita disuruh waspada dan hati-hati terhadap kesenangan yang bersifat sementara, baik kesenangan yang berasal dari harta benda, pangkat, kedudukan, anak, istri, keturunan, dan lainnya. Kesemuanya itu adalah kehidupan dunia yang kalau tidak pandai memanfaatkannya sesuai dengan peraturan Allah SWT, maka kita akan tertipu, sehingga menjadi orang yang kufur dan sengsara didunia maupun diakhirat. Dan sebaliknya, jika kita pandai memanfaatkannya sesuai dengan aturan Allah SWT, Maka kesenangan itu akan bersifat abadi, kalau ada istilah kita dengar, “apalah artinya hidup didunia ini yang cuma sebentar, kalau mati,toh harta dan pangkat itu cuma, tak akan di bawa mati”.
Berhati-hatilah kita dengan penyakit yang bernama “Hubbub dunya ( cinta dunia )" yang sungguh keras Allah menegurnya dalam Al-Qur’an :
“15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". ( Q.S. Huud :15 – 16 ).
Sesungguh manusia hidup didunia ini hanya sementara, dan dunia adalah fasilitas dan sarana untuk hidup yang lebih lama dan kekal di akhirat nanti, kita hidup didunia hanya untuk mencari bekal untuk dibawa dikehidupan nanti..ibarat kita akan pergi bertamasya/ tur kesuatu tempat tentunya sebelum hari H nya kita sudah sibuk menyiapkan bekal apa yang harus kita bawa? tentunya akan sangat sibuk pikiran dan diri kita untuk menyiapkan kepergian kita tuk tamasya nanti bukan..?? kita takut klo nanti bekal yang kita bawa pergi tidak cukup, terkadang kita was-was apabila belum punya bekal saku tuk dibawa nanti..bahkan sampai-sampai kita harus rela menyibukan diri dalam bekerja supaya bisa bawa uang saku saat pergi tamasya/tur nanti.Tapi apakah terpikir oleh kita bekal apa yang sudah kita siapkan untuk kepergian kita yang tak kan kembali lagi kerumah kita, kepergiannya yang tanpa didampingi atau ditemani oleh sanak family hanya amal yang mendampingi di alam kubur nanti….???
untuk pergi tamasya dimasa hidup kita yang sesaat.. kita sudah sibuk sekali..tapi apa yang sudah kita siapkan untuk menyambut tamu kita yang sudah pasti yaitu "maut"/ kematian??? mari sama kita renungkan kembali...
Sahabatku…
Saat ini sesungguhnya di dunia ini kita sedang mengalami UTS “ Ujian Tawakal & Sabar “, ya memang didunia yang fana ini Allah benar-benar ingin menguji tingkat keimanan dalam manusia menghadapi segala macam cobaan baik yang ringan ataupun berat sekalipun. Hal inilah yang akan membedakan seorang mukmin dengan kafir. Seorang mukmin dengan ketawakalan dalam memperbaiki diri dan kesabarannya dalam menghadapi cobaan akan mampu melalui bencana tersebut dengan cepat dan lulus melalui ujian ini. Namun sebaliknya bagi yang tidak lulus ujian ini hari-harinya akan diliputi kesedihan yang berujung pada kenistaan baik di dunia bahkan juga di akhirat…
Dua buah ayat cinta yang Allah berikan untuk orang yang sabar. yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96). Dalam (QS. Al-Qashash: 54) : “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang kami rizkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”
Dan ingatlah Sahabatku ….Seiring bergulirnya waktu dan berkurangnya jatah usia kita, tak terasa setelah menghadapi rangkaian UTS, maka semakin dekat diri kita menghadapi “ UAS namun UAS yang dimaksud disini adalah " Ujian Aman / Siksa " yang diadakan dan dinilai oleh Allah SWT dengan manusia sebagai pesertanya, dan para malaikat sebagai pengawas dan pengujinya. Ujian ini diadakan atau dilaksanakan ketika manusia telah menemui ajalnya alias meninggal. Serta waktu awal pelaksanaanya adalah ketika kita telah dikuburkan,dengan malaikat Munkar dan Nakir sebagai pengujinya.Dan inilah ujian berat yang akan di Alami oleh manusia kelak.
Seperti halnya UAS disekolah, ketika pelaksanaan ujian tiba kedua malaikat mulai mendatangi kita untuk menguji kendali mutu amal-amal kita selama didunia.Kedua malaikat datang dengan kondisi dan rupa yang berbeda, mereka akan berwajah cerah dan bersahabat untuk manusia yang beramal sholeh, dan berwajah menyeramkan serta geram untuk yang beramal salah/buruk .Mereka akan langsung memberikan pertanyaan esay kepada kita untuk dijawab oleh kita dengan lugas dan tepat. Sang penguji akan memberikan respon langsung atas jawaban yang kita berikan padanya.berbeda dengan saat disekolah dulu bapak pengawas tidak bertanya langsung tetapi memberikan secarik kertas soal pada kita entah itu esay ataupun multiple choices,dan hasilnya akan dikumpul tanpa kita mengetahui berapa nilai yang kita dapatkan.
Tapi Ingatlah saat UAS di alam kubur nanti, kita tidak bisa mencontek siapapun karena hanya kita dan amal yang ada. Berhasil atau tidaknya kita menjawab tergantung maksimal atau tidaknya amal ma'ruf serta “ UTS ” ( Ujian Tawakal & Sabar ) kita saat di dunia ini. Lisan ini akan lancar menjawab apabila amal baik dan ibadah kita yang dominan berperan, tapi Lisan ini kan terkunci apabila amal munkar kita yang dominan. Dan ketahuilah oleh kita bahwa sang Pengawas ( Malaikat Mungkar dan Nakir ) tidak akan pernah lengah atau tertidur dalam mengawas dan menguji kita nanti.
Hasilnya amatlah menentukan apakah dia akan Aman atau malah siksa yang di dapatkan. Bagi yang lulus ujian ini maka dia akan aman dan dengan keridhoan Allah, dia akan mendapatkan hasil yang amat di idam - idamkan seluruh manusia yaitu “ Surga “. Sedangkan Bagi yang tidak lulus dalam ujian ini maka dia akan celaka dan tersiksa, itu karena siksa kubur telah menantinya. Sudah siapkah kita ??
Sebagai penutup….
Marilah sama-sama kita luruskan persepsi, bahwa setiap musibah dan bencana yang terjadi di negeri kita ini adalah sebuah ujian keimanan serta teguran dari Allah untuk setiap makhluknya. Oleh karena itu mari kita tanamkan kesabaran dalam menghadapi setiap ujian yang datang. Senantiasa Istighfar dalam bertobat pada-NYA, Ikhtiar dalam perbaikan kesalahan diri, dan Istiqomah dalam Jalan menuju Ridho-NYA... amin.. .- Wallahu alam -
Cikarang 21:50 WIB
- Adin -