Wednesday, May 31, 2006 

Sudah berbekalkah anda???

"....Dan tiadalah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang dapat memperdayakan" (Q.S. Ali Imran : 185).Dari ayat ini dapat kita simpulkan, kita disuruh waspada dan hati-hati terhadap kesenangan yang bersifat sementara, baik kesenangan yang berasal dari harta, benda,pangkat,kedudukan,anak,istri,keturunan, dan lainnya.

Kesemuanya itu adalah kehidupan dunia yang kalau tidak pandai memanfaatkannya sesuai dengan peraturan Allah SWT, maka kita akan tertipu, sehingga menjadi orang yang kufur dan sengsara didunia maupun diakhirat. Dan sebaliknya, jika kita pandai memanfaatkannya sesuai dengan aturan Allah SWT, Maka kesenangan itu akan bersifat abadi, kalau ada istilah kita dengar, apalah artinya hidup didunia ini yang cuma sebentar, kalau mati, toh harta dan pangkat itu cuma, tak akan di bawa mati.

Sesungguh manusia hidup didunia ini hanya sementara, dan dunia adalah fasilitas dan sarana untuk hidup yang lebih lama dan kekal di akhirat nanti, kita hidup didunia hanya untuk mencari bekal untuk dibawa dikehidupan nanti..ibarat kita akan pergi bertamasya/ tur kesuatu tempat tentunya sebelum hari H nya kita sudah sibuk menyiapkan bekal apa yang harus kita bawa? tentunya akan sangat sibuk pikiran dan diri kita untuk menyiapkan kepergian kita tuk tamasya nanti bukan..?? kita takut klo nanti bekal yang kita bawa pergi tidak cukup, terkadang kita waswas apabila belum punya bekal saku tuk dibawa nanti..bahkan sampai-sampai kita harus rela menyibukan diri dalam bekerja supaya bisa bawa uang saku saat pergi tamasya/tur nanti

tapi apakah terpikir oleh kita bekal apa yang sudah kita siapkan untuk kepergian kita yang tak kan kembali lagi kerumah kita, kepergiannya yang tanpa didampingi atau ditemani oleh sanak family hanya amal yang mendampingi di alam kubur nanti..???
untuk pergi tamasya dimasa hidup kita yang sesaat.. kita sudah sibuk sekali..tapi apa yang sudah kita siapkan untuk menyambut tamu kita yang sudah pasti yaitu "maut"/ kematian??? temanku mari sama kita renungkan kembali...

Mudah"an sedikit yang tercurah ini..dapat memotivor kita untuk back to Allah..kembali kepada ketaqwaan padaNya.. karena sesungguhnya sebaik baik bekal adalah " Takwa "..

*baca lanjutanna!

Tuesday, May 30, 2006 

Berwudhu Menjelang Tidur

Pernahkah Anda berpikir, boleh jadi tidur kita malam ini adalah tidur yang
terakhir. Esok hari semua orang di sekitar kita terbangun. Tapi kita tidak.
Betapa tipisnya batas antara hidup dan mati. Keduanya dipisahkan hanya oleh
tidur.
Beberapa waktu yang lalu, saya punya tetangga, sebut saja namanya Pak As.
Dia orang yang aktif. Usianya 45 tahun. Anaknya empat. Fisiknya sehat.
Banyak kegiatan. Di kampung, maupun di pasar, dia sangat menonjol. Pagi hari
hampir tidak pernah terlambat shalat subuh di masjid. Suatu ketika, seusai
shalat dhuhur di masjid, Pak As tidak kembali ke pasar untuk menjaga toko.
Entah kenapa, hari itu ia ingin di rumah saja. Makan bersama keluarga,
shalat Dhuhur, dan kemudian istirahat menunggu shalat Ashar. Shalat Ashar
dilakukannya di masjid. Pulang shalat Ashar dia tidur. Tidak biasanya, sore
itu ia tidur sangat lelap, sampai menjelang maghrib. Tak ada tanda-tanda apa
pun sebelumnya. Menjelang maghrib ia dibangunkan oleh keluarganya. Tapi,
innalillahi ternyata ia tidak bisa bangun lagi. Kembali kepada Sang
Pencipta, untuk selamanya.


Saya tercenung. Betapa cepat datangnya kematian. Tidak ada tanda-tanda.
Tidak didahului 'kata pengantar'. Tanpa ijin, dan tanpa permisi. Maunya
tidur, kebablasan mati...! Tapi saya juga 'iri' sama Pak As.
Enak sekali cara matinya. Banyak orang menjelang mati mengalami penderitaan
yang menyakitkan. Ia mati, sambil 'tidur-tiduran'. Sesudah shalat Ashar,
dalam keadaan berwudlu. Ah, sungguh nikmat...
Saya jadi teringat ucapan bapak saya. Beliau mengajarkan hadits rasulullah
saw kepada saya agar selalu berwudlu sebelum tidur.
" Jika engkau akan tidur; berwudlu'lah seperti wudlu untuk sembahyang,
kemudian berbaringlah pada pinggang sebelah kanan..." ( HR.Bukhari, Muslim )
Mungkin, maksud bapak saya, jika kebablasan mati, kita dalam keadaan
berwudlu. Bertemu Allah dalam kondisi tersuci. Betapa indahnya... Apalagi,
jika berangkat tidur, kita berdoa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah
saw.
Beliau mengajarkan agar menjelang tidur kita berserah diri kepada Allah. "
Bismika allahumma ahya wabismika amuut..." Dengan NamaMu ya Allah aku hidup,
dan dengan NamaMu aku mati... Sungguh tidur yang tenang. Tidur yang aman.
Dan tentram.
Semua kita pasrahkan kepada Allah. Termasuk hidup dan mati kita. Karena kita
tahu, bahwa hidup dan mati ini memang bukan milik kita. Ini semua milik
Allah. Kapan pun Dia mau mengambilnya kita serahkan dengan sepenuh hati.
Seikhlas-ikhlasnya.
Nah, karena dalam tidur kita kehilangan kesadaran sepenuhnya, maka kita pun
tidak tahu apakah kita masih bisa sadar kembali atau akan 'tidur'
selama-lamanya. Siapa yang berani menjamin bahwa kita besok pasti akan
terbangun kembali? Tidak ada.
Seorang dokter yang paling hebat pun, tidak berani menjamin bahwa orang yang
tidur itu pasti akan bangun kembali di esok hari. Paling-paling dia hanya
berani berkata: mungkin atau mudah-mudahan, esok dia bangun seperti sedia
kala. Hidup kita ini hanya bermain-main dengan kemungkinan dan probabilitas.
Tidak ada yang pasti. Segala kepastian itu hanya milik Allah saja. Maka
sandarkan saja kepada Allah yang Maha Berkuasa. Di Genggaman TanganNya-lah
hidup dan mati kita berada...
Begitu terbangun dari tidur di esok hari, kita sangat bersyukur. Karena
ternyata Allah masih mengijinkan kita untuk menikmati hidup. Kita masih
diberi kesempatan umur. Padahal orang-orang di sekitar kita, boleh jadi
telah diputuskan. Maka, orang yang demikian akan berucap alhamdulillah
begitu terbangun dari tidurnya.
Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw, bahwa setiap bangun dari tidur
kita dianjurkan untuk mengucapkan: alhamdulillahillaadzil ahyaana ba'da maa
amaatana wa ilaihi nusyuur. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan
aku dari matiku dan kepadaNya kita bakal kembali. Rasa syukur tiada
berhingga kita sampaikan kepadaNya sesaat setelah terbangun dari tidur.
Kita bisa tersadar kembali dari tidur lelap. Dari rasa 'lenyap' semalaman.
Betapa besarnya Kasih dan SayangNya kepada kita. Padahal, kita kan sudah
'hilang' dan tidak merasakan apa-apa selama beberapa jam... Tidak cuma itu,
kita juga diberi ingatan kembali olehNya.
Bayangkan jika bangun tidur kita kehilangan ingatan. Betapa menderitanya.
Kita tidak ingat lagi istri dan anak-anak kita. Kita tidak ingat lagi
sahabat-sahabat dan teman sekerja. Kita tidak ingat lagi makanan kesukaan.
Kita tidak ingat lagi semua yang ada di sekitar. Oh, betapa tersiksanya.
Kita kehilangan seluruh keindahan yang ditaburkan Allah di alam sekitar dan
di sepanjang kehidupan yang telah kita jalani. Alhamdulilah, Allah masih
mengembalikan ingatan. Betapa besar kasih sayangNya kepada kita...
Kita pun masih diijinkan untuk menikmati berbagai hal yang terkait dengan
kesehatan. Masih diijinkan untuk bisa melihat dan membuka mata. Bagaimana
jadinya, jika bangun tidur kita tidak bisa melihat indahnya dunia. Tidak
bisa mendengar merdunya suara. Tidak mampu menggerakkan anggota badan. Tidak
bisa turun dari pembaringan. Tidak bisa berjalan. Dan seterusnya. Dan
seterusnya. Tidak akan ada habisnya kita sebutkan kenikmatan yang telah
diberikan Allah kepada kita. Semuanya karena Dia sangat menyayangi kita.
Maka, itulah yang diajarkan Rasulullah saw kepada kita agar selalu mengingat
setiap kenikmatan yang tiada terkira itu. Itulah tanda, bahwa kita
senantiasa ingat kepada Allah. Mau tidur ingat. Bangun tidur juga ingat.
Bahkan di dalam tidur pun kita telah berserah diri kepadaNya. Inilah makna
Dzikir yang sesungguhnya. Dalam keadaan apa pun. Termasuk di dalam tidur
lelap semalaman...
sumber : milis KM-PSN

*baca lanjutanna!

 

Efektivitas Kerja

Mempermasalahkan hal-hal kecil dan tidak prinsip berpotensi
menimbulkan konflik yang tidak perlu. Bila sudah terjadi konflik,
maka energi kita akan terkuras, sehingga tugas utama kita
terbengkalai.

Setiap orang memiliki jatah waktu 24 jam sehari semalam. Walau
demikian, hasil yang didapat berbeda-beda. Ada yang mendapat seratus,
dua ratus, sepuluh, duapuluh, bahkan ada yang tidak mendapat hasil
sama sekali.

Apa yang mengakibatkan timbulnya perbedaan tersebut? Kuncinya
adalah "efektivitas kerja". Ada orang yang benar-benar efektif dalam
hidup, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan waktu, tenaga dan
pikiran yang dikorbankan. Namun, ada pula orang yang tidak efektif
dalam hidupnya, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan
energi yang dikeluarkan.


Setidaknya ada delapan hal yang berpotensi menghambat efektivitas
kerja (amal). Pertama, tidak memiliki tujuan jelas dan target
terukur. Tanpa tujuan dan target terukur, semua yang kita lakukan
menjadi tidak fokus. Inilah yang kemudian waktu dan energi menjadi
tidak efektif. Sayangnya, kita seringkali bekerja tanpa tahu untuk
apa kita bekerja. Kita pun shalat, namun seringkali tidak tahu untuk
apa kita shalat. Dengan memiliki tujuan jelas, setiap langkah kita
niscaya akan lebih bermakna.

Kedua, tidak memiliki rencana detail. Setelah miliki tujuan jelas
serta target yang terukur, kita pun dituntut memiliki rencana detail.
Rencana detail layaknya peta yang akan memandu setiap langkah,
sehingga waktu yang kita miliki benar-benar efektif. Tanpa adanya
peta, lagi-lagi kita akan terjebak pada penghamburan waktu dan energi.

Ketiga, tidak teratur dalam hidup. Ketidakteraturan ini biasanya akan
mendatangkan banyak masalah. Tidak teratur makan misalnya, akan
mengundang penyakit. Demikian pula tidak teratur dalam bekerja,
berolahraga, belajar, dan sebagainya.

Keempat, komunikasi yang tidak baik. Tujuh puluh persen aktivitas
hidup kita diisi dengan komunikasi. Maka, siapa pun yang ingin
efektif dalam hidupnya, ia harus memiliki kemampuan komunikasi yang
baik. Banyak masalah yang lahir dari tidak nyambungnya komunikasi.
Masalah sepele saja bisa menghancurkan rumahtangga bila suami dan
istri tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Demikian pula di kantor,
di pasar, di sekolah dan di mana pun.

Satu penyebab gagalnya komunikasi adalah kuatnya dugaan/prasangka dan
tidak lengkapnya informasi yang kita terima tentang sesuatu. Maka
pastikan, komunikasi kita memenuhi unsur TENSOFALES, yaitu
penyampaiannya Tenang, Sopan, Fasih, Apik, Lembut dan Secukupnya.
Sedangkan isinya harus BMT, yaitu Benar, Manfaat dan Tak Menyakiti.

Kelima, konflik yang tidak perlu. Saudaraku, mempermasalahkan hal-hal
kecil dan tidak prinsip berpotensi menimbulkan konflik yang tidak
perlu. Bila sudah terjadi konflik, maka energi kita akan terkuras,
sehingga tugas utama kita terbengkalai.

Saat suami istri terlibat konflik misalnya, maka fungsi-fungsi di
rumahtangga akan terbengkalai, anak kehilangan kasih sayang dan
keberkahan hidup akan hilang. Karena itu, saat terjadi singgungan
dalam kondisi apapun, yang kita kedepankan bukan ego dan nafsu, namun
Semangat 3S, yaitu semangat bersaudara, semangat solusi dan semangat
sukses bersama.

Keenam, bersikap emosional. Selain menggangu suasana, sikap emosional
akan menghambat efektivitas kerja. Orang emosional pun cenderung
membesar-besarkan masalah, pendendam, dan menuntut. Bila sudah
demikian, waktu-waktu produktif kita akan yang terbuang percuma
Karena itu, mustahil sebuah pekerjaan akan berkualitas, bila
dilakukan dalam keadaan emosional.

Ketujuh, menunda-nunda pekerja. Setiap waktu memiliki haknya sendiri-
sendiri. Saat kita menunda sebuah pekerjaan, maka pada saat bersamaan
kita telah mengambil hak sepenggalan waktu. Dan ini menjadi awal
datangnya masalah baru. Saudaraku, setiap detik yang kita lalui
adalah rangkaian keputusan. Maka pilihlah keputusan terbaik. Salah
satunya dengan tidak menunda-nunda. Wallaahu a'lam.

Sumber : Aa Gym --> http://republika.co.id

*baca lanjutanna!

Wednesday, May 10, 2006 

Saat ini adalah Karunia

Di awal tahun ajaran baru, di suatu universitas di USA, CEO Coca Cola, Brian Dyson, berbicara mengenai hubungan antara pekerjaan dan kewajiban (komitmen) hidup yang lain.

"Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.

Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali.Tetapi empat bola lainnya *Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit-terbuat dari gelas.

Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya. Bagaimana caranya ?
Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.

Jangan tetapkan tujuan dan sasaran Kita dengan mengacu pada apa yang orang lain anggap itu penting. Hanya Kita yang mengerti dan dapat merasa "apa yang terbaik untuk kita".

Jangan mengganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti.

Jangan biarkan hidup kita terpuruk dengan hidup di 'masa lampau' atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.

Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan.Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha. Jangan takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain. Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.

Jangan berusaha untuk mengunci Cinta memasuki hidupmu dengan berkata : "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya "sayap".

Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju kemana kita. Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.

Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu Pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat Kita bawa kemanapun tanpa membebani. Jangan gunakan waktu dan kata-kata dengan sembrono. Karena keduanya tidak mungkin kita ulang kembali jika telah lewat. Hidup bukanlah pacuan melainkan suatu perjalanan dimana setiap tahap sepanjang jalannya harus dinikmati.

Dan akhirnya resapilah :

MASA LALU adalah SEJARAH,
MASA DEPAN merupakan Misteri dan
SAAT INI adalah KARUNIA.

Itulah kenapa dalam bahasa inggris saat ini disebut "The Present".

*baca lanjutanna!

 

Antara Lobak,Telur, dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan bertanya mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan baginya. Dia tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya dan hampir menyerah kalah dalam kehidupan. Setiap kali satu masalah selesai, timbul pula masalah baru.
Ayahnya yang bekerja sebagai tukang masak membawa anaknya itu ke dapur. Dia mengisi tiga buah periuk dengan air dan menjerangkannya diatas api. Setelah air didalam ketiga periuk tersebut mendidih, dia memasukkan lobak merah didalam periuk pertama, telur dalam periuk kedua dan serbuk kopi dalam periuk terakhir.
Dia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya. Setelah 20 minit, si ayah mematikan api.

Dia menyisihkan lobak dan menaruhnya dalam mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya dalam mangkuk yang lain dan menuangkan kopi di mangkuk lain.
Lalu dia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Lobak, telur dan kopi", jawab si anak. Ayahnya meminta anaknya merasa lobak itu. Dia melakukannya dan berasa bahawa lobak itu sedap dimakan.
Ayahnya meminta mengambil telur itu dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia dapati sebiji telur rebus yang isinya sudah keras.
Terakhir, ayahnya meminta untuk merasa kopi. Dia tersenyum ketika meminum kopi dengan aromanya yang wangi. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa erti semua ini, ayah?" Ayah menerangkan bahawa ketiga-tiga bahan itu telah menghadapi kesulitan yang sama,
direbus dalam air dengan api yang panas tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeza.
Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan mudah dimakan. Telur pula sebelumnya mudah pecah dengan isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Serbuk kopi pula mengalami perubahan yang unik. Setelah berada didalam rebusan air, serbuk kopi mengubah warna dan rasa air tersebut.
"Kamu termasuk golongan yang mana? Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui. Ketika kesukaran dan kesulitan itu mendatangimu, bagaimana harus kau menghadapinya ?
Apakah kamu seperti lobak, telur atau kopi ?" tanya ayahnya.
Bagaimana dengan kita ? Apakah kita adalah lobak yang kelihatan keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan. Atau, apakah kita adalah telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis ? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja cabaran dalam kehidupan akhirnya kita menjadi menjadi keras dan kaku.
Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kita menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Atau adakah kita serbuk kopi ? Yang berjaya mengubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasa yang maksimum pada suhu 100 darjah celcius.
Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi akan terasa semakin nikmat.
Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan disekitar kita juga menjadi semakin baik.
Samalah halnya dengan serbuk kopi yang berjaya mengubah air panas yang membakarnya menjadikan ia lebih sedap dan enak untuk diminum.
Antara lobak, telur dan kopi, kita yang mana?

*baca lanjutanna!

Wednesday, May 03, 2006 

Indahnya Dhuha

Sholat ini cukup hanya 2 (dua) rakaat dengan doa yang amat indah dan menyejukkan.
Waktunya sangat panjang, mulai suruq (habisnya waktu subuh) sampai dengan menjelang masuk waktu dhuhur - logikanya pasti bisa menunaikannya. Namun di-muakkadkan (dianjurkan dengan sangat) untuk dilaksanakan sebelum kita memulai pekerjaan kita. Sehingga niat kita bekerja adalah semata-mata bernilai ibadah. Dengan demikian
pekerjaan kita, InsyaAllah, akan mendapat ridho dari Allah SWT. Amiin.

Lihat dan saksikanlah (harap diartikan menjadi saksi atas keindahan
dan kesejukan) doa dhuha ini - masyaaalloh - sbb. (terjemahan) :

Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU,
dan keagungan itu adalah keagunganMU,
dan keindahan itu adalah keindahanMU,
dan kekuatan itu adalah kekuatanMU,
dan perlindungan itu adalah perlindunganMU,
Ya Allah, jika rizkiku masih ! di atas langit, maka turunkanlah,
jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah,
jika masih sukar, maka mudahkanlah,
jika (ternyata) haram, maka sucikanlah,
jika masih jauh, maka dekatkanlah,
Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMU,
limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada
hamba-hambaMU yang sholeh.
Amiin Ya Robbal Alamiin


Bila anda tidak dapat membaca teks Arab-nya waktu berdoa, bacalah
teks Indonesianya saja secara khusu' dan tawaddhu' (dengan kerendahan hati).
InsyaAllah kita akan menjadi orang yang :
1. Tawaddhu' [penuh dengan kerendahan hati alias tidak sombong
(tinggi hati) - apapun pangkat dan kedudukan kita.
2. Percaya bahwa bekerja itu adalah bernilai ibadah , sehingga apapun
yang menjadi tugas kita, seberat apapun, insyaalloh, akan mendapat
ridho dan pertolongan dari Allah SWT.
3. Percaya segala sesuatu di dunia ini ada yang Maha dari segala-galanya.
4. Dihapuskan segala dosa meskipun dosa itu sebesar buih lautan.
(Al-hadist). InsyaAllah !!!
Demikianlah dan semoga risalah kecil ini akan menjadi "sesuatu yang
dapat menggugah" kita utk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

*baca lanjutanna!

Renungan


>> Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orng lain

>> Tiada mutiara seindah lantunan do'a pada Ilahi

>> Ketahuilah sesama muslim itu bersaudara

>> Senyumlah kepada saudaramu sebagai suatu ibadah ringan yang kamu lakukan

>> Allah SWT menyukai keindahan

>> Sampaikanlah suatu kebenaran walaupun itu terasa pahit bagi dirimu


Salam Kenal




  • Ane Unknown
  • From
*selengkapnya



^_^ Anda Pengunjung ke..

Sekapur sirih


    Nama :
    Email/Blog :
    Pesan :

Links




Member Of


Powered by Blogger
and Blogger Templates