Hakikat Do'a
"Jangan sampai permintaanmu kepada Allah engkau jadikan alat untuk mendapatkan pemberian Allah, niscaya akan kurang pengertianmu (ma'rifatmu) kepada Allah. Namun, hendaknya doa permintaanmu semata-mata untuk menunjukkan kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap kemuliaan Tuhanmu." (Imam Ibnu Atha'illah)
Allah menyuruh kita berdoa, bukan berarti Allah tidak tahu kebutuhan kita. Allah jauh lebih tahu kebutuhan kita dibanding kita sendiri. Hakikatnya, permintaan yang kita panjatkan terlalu sedikit dibanding dengan karunia yang telah Allah berikan pada kita.
Allah juga tidak membutuhkan doa kita. Walau seluruh manusia dan jin menolak berdoa kepada-Nya, kemuliaan Allah tidak akan berkurang. Sebaliknya, jika seluruh manusia dan jin memohon kepada Allah, kemuliaan-Nya pun tidak akan berubah. Lalu, mengapa Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita berdoa? Ada empat alasan.
Pertama, memperjelas kedudukan kita sebagai hamba dan Allah sebagai Al Khalik. Memahami hakikat diri sebagai hamba, akan menjadikan kita rendah hati. Karena itu, seorang pendoa yang baik akan terhindar dari sikap sombong, malas, dan bergantung selain kepada Allah. Kedua, doa sebagai sarana dzikir. Allah menyuruh kita berdoa agar kita ingat kepada-Nya.
Dengan mengingat Allah, hati kita akan tenang. Dan ketenangan adalah kunci kebahagiaan. Allah berfirman dalam QS Ar Ra'd [13] ayat 28, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang."Ketiga, doa adalah target. Doa hakikatnya adalah tujuan, keinginan, atau target yang ingin kita raih. Saat kita mengucapkan doa sapu jagat misalnya, maka itulah target kita: selamat dunia akhirat. Saat kita berdoa lunas hutang, maka itulah target kita: bebas utang.
Tentu target tidak akan pernah tercapai bila kita tidak mengusahakannya. Doa adalah pupuk, sedangkan ikhtiar sebagai bibitnya. Tidak mungkin kita akan panen, bila kita segan menebar bibit. Jadi doa yang baik adalah doa yang disertai dengan ikhtiar maksimal. Itulah iman dan amal saleh. Keempat, doa adalah penyemangat. Pada saat seorang hamba berdoa, maka yakinlah bahwa hamba tersebut memiliki harapan, dan harapan akan melahirkan semangat. Saudaraku, semangat itu mahal harganya. Sebab, semangat akan menentukan sukses tidaknya seseorang.
Pertolongan Allah hanya akan mendatangi orang yang bersemangat; bersungguh-sungguh. Bukankah saat kita bersungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi kepada kita?Saudaraku, perbanyaklah berdoa kepada Allah. Doa adalah inti ibadah. Doa adalah senjata orang beriman. Doa adalah pengubah takdir. Doa pun menjadi kunci terbukanya pertolongan Allah. Karena itu, yang terpenting dari doa bukan urusan terkabul tidaknya doa kita. Yang terpenting dari doa adalah berubah tidaknya diri kita karena doa. Wallaahu a'lam.
Sumber : Aa Gym ,http://republika.co.id/