« Home | Saat ini adalah Karunia » | Antara Lobak,Telur, dan Kopi » | Indahnya Dhuha » | Terima kasih Ibu » | Do'a Rabithoh » | 13 Penawar Racun Kemaksiatan » | Cinta Rasul » | Hakikat Do'a » | TQA Last Minutes » | Aa Adin » 

Tuesday, May 30, 2006 

Efektivitas Kerja

Mempermasalahkan hal-hal kecil dan tidak prinsip berpotensi
menimbulkan konflik yang tidak perlu. Bila sudah terjadi konflik,
maka energi kita akan terkuras, sehingga tugas utama kita
terbengkalai.

Setiap orang memiliki jatah waktu 24 jam sehari semalam. Walau
demikian, hasil yang didapat berbeda-beda. Ada yang mendapat seratus,
dua ratus, sepuluh, duapuluh, bahkan ada yang tidak mendapat hasil
sama sekali.

Apa yang mengakibatkan timbulnya perbedaan tersebut? Kuncinya
adalah "efektivitas kerja". Ada orang yang benar-benar efektif dalam
hidup, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan waktu, tenaga dan
pikiran yang dikorbankan. Namun, ada pula orang yang tidak efektif
dalam hidupnya, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan
energi yang dikeluarkan.


Setidaknya ada delapan hal yang berpotensi menghambat efektivitas
kerja (amal). Pertama, tidak memiliki tujuan jelas dan target
terukur. Tanpa tujuan dan target terukur, semua yang kita lakukan
menjadi tidak fokus. Inilah yang kemudian waktu dan energi menjadi
tidak efektif. Sayangnya, kita seringkali bekerja tanpa tahu untuk
apa kita bekerja. Kita pun shalat, namun seringkali tidak tahu untuk
apa kita shalat. Dengan memiliki tujuan jelas, setiap langkah kita
niscaya akan lebih bermakna.

Kedua, tidak memiliki rencana detail. Setelah miliki tujuan jelas
serta target yang terukur, kita pun dituntut memiliki rencana detail.
Rencana detail layaknya peta yang akan memandu setiap langkah,
sehingga waktu yang kita miliki benar-benar efektif. Tanpa adanya
peta, lagi-lagi kita akan terjebak pada penghamburan waktu dan energi.

Ketiga, tidak teratur dalam hidup. Ketidakteraturan ini biasanya akan
mendatangkan banyak masalah. Tidak teratur makan misalnya, akan
mengundang penyakit. Demikian pula tidak teratur dalam bekerja,
berolahraga, belajar, dan sebagainya.

Keempat, komunikasi yang tidak baik. Tujuh puluh persen aktivitas
hidup kita diisi dengan komunikasi. Maka, siapa pun yang ingin
efektif dalam hidupnya, ia harus memiliki kemampuan komunikasi yang
baik. Banyak masalah yang lahir dari tidak nyambungnya komunikasi.
Masalah sepele saja bisa menghancurkan rumahtangga bila suami dan
istri tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Demikian pula di kantor,
di pasar, di sekolah dan di mana pun.

Satu penyebab gagalnya komunikasi adalah kuatnya dugaan/prasangka dan
tidak lengkapnya informasi yang kita terima tentang sesuatu. Maka
pastikan, komunikasi kita memenuhi unsur TENSOFALES, yaitu
penyampaiannya Tenang, Sopan, Fasih, Apik, Lembut dan Secukupnya.
Sedangkan isinya harus BMT, yaitu Benar, Manfaat dan Tak Menyakiti.

Kelima, konflik yang tidak perlu. Saudaraku, mempermasalahkan hal-hal
kecil dan tidak prinsip berpotensi menimbulkan konflik yang tidak
perlu. Bila sudah terjadi konflik, maka energi kita akan terkuras,
sehingga tugas utama kita terbengkalai.

Saat suami istri terlibat konflik misalnya, maka fungsi-fungsi di
rumahtangga akan terbengkalai, anak kehilangan kasih sayang dan
keberkahan hidup akan hilang. Karena itu, saat terjadi singgungan
dalam kondisi apapun, yang kita kedepankan bukan ego dan nafsu, namun
Semangat 3S, yaitu semangat bersaudara, semangat solusi dan semangat
sukses bersama.

Keenam, bersikap emosional. Selain menggangu suasana, sikap emosional
akan menghambat efektivitas kerja. Orang emosional pun cenderung
membesar-besarkan masalah, pendendam, dan menuntut. Bila sudah
demikian, waktu-waktu produktif kita akan yang terbuang percuma
Karena itu, mustahil sebuah pekerjaan akan berkualitas, bila
dilakukan dalam keadaan emosional.

Ketujuh, menunda-nunda pekerja. Setiap waktu memiliki haknya sendiri-
sendiri. Saat kita menunda sebuah pekerjaan, maka pada saat bersamaan
kita telah mengambil hak sepenggalan waktu. Dan ini menjadi awal
datangnya masalah baru. Saudaraku, setiap detik yang kita lalui
adalah rangkaian keputusan. Maka pilihlah keputusan terbaik. Salah
satunya dengan tidak menunda-nunda. Wallaahu a'lam.

Sumber : Aa Gym --> http://republika.co.id

Renungan


>> Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orng lain

>> Tiada mutiara seindah lantunan do'a pada Ilahi

>> Ketahuilah sesama muslim itu bersaudara

>> Senyumlah kepada saudaramu sebagai suatu ibadah ringan yang kamu lakukan

>> Allah SWT menyukai keindahan

>> Sampaikanlah suatu kebenaran walaupun itu terasa pahit bagi dirimu


Salam Kenal




  • Ane Unknown
  • From
*selengkapnya



^_^ Anda Pengunjung ke..

Sekapur sirih


    Nama :
    Email/Blog :
    Pesan :

Links




Member Of


Powered by Blogger
and Blogger Templates